Mencintai Keadaan


Apa yang paling kalian rindukan ketika jauh dari rumah? Kalau aku, kebersamaan. Sejak kakak dan abang pindah ke kota lain, kini di rumah kami hanya tinggal bertiga. Sejak saat itu pula aku sering tidur dengan mamak. Ayah yang punya hobi begadang nonton TV di tengah malam, sering ditinggal mamak sendirian di kamar. Mamak lebih memilih tidur sekamar dengan aku.
Hal yang paling menyenangkan ketika tidur bersama mamak, yaaa bisa peluk mamak kan ya. Sambil mencium wangi daster mamak yang udah seminggu ngak diganti hehehe. But…kalau jauh dari mamak, wangi semerbak itulah yang pasti bikin kangen.

Selain itu, banyak hal yang ingin dibagi dengan mamak. Kita bebas bercakap apa saja. Cerita ini itu tanpa sekat. Seringnya aku yang jadi pendengar. Mamak selalu punya stok cerita untuk dikisahkan kepadaku. Walau kadang banyak pula cerita yang sama dengan malam-malam sebelumnya. Dan mamak lupa pernah menceritakan itu. Biasalah, faktor u kalau kata orang mah.  Hihihi
Kisah mamak ya sama kayak mamak-mamak pada umumnya. Tentang harga bahan dapur di pasar, kreditan toples lebaran, makanan ayam peliharaan yang habis hingga jodoh si anak bontot. Walau topik terakhir itu agak jarang sebenarnya dibahas.
Pada suatu malam, mamak pernah mengeluhkan tentang harga cabe dan bawang yang melonjak naik di pasar. “Un, tadi kan harga cabe udah Rp 52.000 sekilo, iiih mahal kali, terus bawang juga naik. Gimana kan kita belanja bawa duit Rp 100.000 ngak dapat apa-apa lagi sekarang un”. Kita mah jadi anak harus peka ya. Mamak cerita begitu, tandanya minta uang belanja dinaiikin.
Selain cabe, bawang dan kawan-kawannya, ada beberapa item yang sering jadi pusat perhatian mamak, salah satunya daster yang dijual di pasar yang sama. “Un, tadi mamak liat daster kan, cantik kali, ada yang ukuran uni juga, tapi tadi uang mamak ngak cukup”. Nah…yang ini harus bener-bener peka. Mamak minta dibelikan daster baru berarti. “Ya mak, nanti kalau dapat gaji, ajak uni ke pasar ya, uni mau liat dasternya”.
Di kamar tidur yang hanya kami berdua yang ada, curhatan mamak jadi sangat dominan. Suara mamak dengan eksen yang khas menjadi pengantar tidur. Kadang kita becanda, gosipin tetangga yang udah rada-rada aneh, atau gosipin si ayah yang hobinya ngemil tengah malam karena liat acara kuliner di tipi.
Owh ya kawan, ngobrol, mendengarkan curhatan ortu itu adalah kesempatan yang harus kita syukuri lho. Terlepas kita yang sedang dalam keadaan lelah, baru pulang kerja, penat dengan segala rutinitas, tapi sempatkanlah untuk ngobrol dengan ortu kita. Terutama bagi kita yang bukan anak perantauan, tinggal di rumah yang sama dengan ortu. Kesempatan seperti ini takkan pernah terulang, kawan.
Orang tua di usia senjanya hanya butuh perhatian anak-anaknya. Mereka tak kan meminta gaji mu yang besar, mereka hanya butuh sedikit waktumu. Hanya sedikit. Sekedar duduk bersama di ruang keluarga, atau makan malam bersama sambil bercanda, itu sudah sangat menyenangkan. Jangan biarkan senja mereka dihabiskan oleh sepi, tanpa canda anak dan cucu.
Dalam hal ini, aku sangat bersyukur dengan keadaan ku sekarang. Dilahirkan sebagai anak bontot yang kini terpaksa jadi anak tunggal karena ditinggal nikah kakak dan abang, mengajarkan ku banyak hal. Aku yakin, dengan status single (bukan jomblo ya) seperti sekarang ini, Allah memberikan ku kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama ortu ku tersayang. Itulah mengapa, aku selalu mengajak mamak ke pasar, untuk sekedar mencuci mata, atau membelikan baju yang ia inginkan. Beda hal dengan ayah. Ayah yang pecinta kuliner, seringnnya minta dibelikan makanan kesukaannya. Apa yang lebih membahagiakan daripada melihat senyum keduanya sambil mengenakan baju baru dan melahap makanan kesukaan mereka?
Karena itulah kawan, bagi kalian yang masih bisa melihat ortu di sisi kalian, jangan sia-siakan kesempatan itu. Ingat, kesempatan ini tidak akan terulang. Bagi kalian yang terpisah jarak, jangan lupa berkirim kabar setiap hari. Mereka berhak tau keadaan buah hatinya. Bagi kalian yang sudah terpisah alam, boleh kok memohon pada Allah sebelum tidur untuk berjumpa dalam mimpi. Bagaimanapun kondisi kita, tetap cintai ortu kita. Dan jangan lupa kirimkan doa-doa terbaik untuk mereka. Tetap jadi anak yang shaleh, karena hanya itu senjata kita untuk bisa menembus alam lain. Doa anak yang shaleh.

Share:

0 komentar