Mengenali Perasaan Lewat Senyuman



Senyum merupakan salah satu bahasa tubuh yang digunakan manusia dalam berinteraksi. Kemampuan tersenyum merupakan anugerah terbesar bagi manusia sebagai satu-satunya makhluk di muka bumi yang dapat tersenyum. Senyum didefinisikan sebagai ekspresi wajah yang dibentuk oleh terikan otot terutama otot di kedua ujung bibir. Sebuah senyuman akan mengubah keadaan emosi menjadi lebih positif. Wajah yang tersenyum dapat membuatnya terlihat lebih menarik.

Saat tersenyum, otak mengeluarkan serotonin yang berguna untuk meningkatkan system kekebalan tubuh. Serotonin dikenal dengan hormon kebahagiaan. Sekitar 80 persen dari keseluruhan total serotonin di dalam tubuh manusia terdapat pada sel enterochromaffin di usus yang berfungsi untuk mengatur gerakan usus. Sisanya sekitar 20 persen disintesis dalam neuron serotonik pada system saraf pusat yang berfungsi untuk mengatur suasana hatinafsu makan, tidur, serta kontraksi otot. Kelebihan serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, serta kehilangan koordinasi otot. Kekurangan serotonin dapat menyebabkan kecemasan, phobia,  gangguan tidur, dan sakit kepala.
Setiap orang memiliki cara tersenyum masing-masing. Senyum tidak selalu identik dengan bibir sebab senyum adalah ekspresi wajah secara keseluruhan. Berbeda cara menegakkan wajah, cara memicingkan mata, cara menarik bibir, maka berbeda pula makna dari senyuman tersebut. Selain senyum yang menggambarkan perasaan senang, ada pula senyum kecut yaitu senyum yang mengindikasikan perasaan khawatir dan sedih. Kita dapat mengenali perasaan dan isi hati seseorang dengan senyuman.

  • Duchenne Smile
Istilah senyum ini digunakan untuk menggambarkan senyum bahagia. Senyuman ini dihasilkan dari emosi yang murni. Duchenne smile ditandai dengan ekspresi mulut, mata, dan hati secara bersamaan sehingga menghasilkan garis melengkung di bibir dan keriput di ujung mata.
  • Fake Smile
Istilah ini adalah kebalikan dari duchenne smile. Senyuman ini diartikan dengan senyuman palsu yang menunjukkan  kepura-puraan. Fake smile digunakan saat kita sedang terpuruk akibat suatu keadaan, tapi berpura-pura tegar dengan melempar senyuman di hadapan orang lain. Senyuman tipe ini sering digunakan ketika sedang tersenyum di depan kamera.
  • Uncomfortable Smile
Istilah uncomfortable smile adalah senyuman yang menunjukkan perasaan tidak enak. Senyuman ini untuk menutupi perasaan ketidaknyamanan yang bisa saja hadir dari suatu keadaan atau merasa tersinggung dengan perkataan orang lain yang tidak pantas.
Tidak mudah membedakan duchenne smile dengan fake smile. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada jumlah simetri di wajah. Fake smile jauh lebih tidak seimbang dibandingkan duchenne smile. Senyum yang sengaja ditahan lebih lama sekitar 1-2 detik lebih lama daripada senyum bahagia, tapi ini hanya berdasarkan kajian-kajian popular saja.
Menurut Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi. salah satu pengajar di prodi Psikologi Kedokteran Unsyiah, mengatakan bahwa secara ilmiah senyum merupakan ekspresi emosi yang sedang dirasakan oleh individu terutama emosi positif. Senyum memiliki efek positif bagi individu yang bersangkutan dan bagi lawan bicaranya. Secara umum seseorang tersenyum ketika mengekspresikan perasaan tenang dan senang. Ada orang yang mudah tersenyum, ada pula yang memerlukan proses yang lama untuk dapat tersenyum.
Banyak hal yang memengaruhi bagaimana ekspresi senyum itu dengan mudah untuk diperlihatkan. Hal itu tergantung pada pola pengasuhan, kepribadian, lingkungan, budaya bahkan tuntutan pekerjaan. Ketika berinteraksi dengan orang lain, kita bisa melihat ekspresi verbal dan  nonverbal. Bagaimana seseorang di hadapan kita memperlihatkan bahasa tubuhnya, ekspresi wajahnya dan kontak matanya. Kita dapat mengetahui apa yang mungkin sedang dirasakan oleh lawan bicara kita. Bisa saja dia menyukai berbicara dengan kita, atau sebaliknya, dia merasa tidak nyaman.
Melemparkan senyuman tulus kepada orang lain juga dapat menularkan keceriaan. Senyuman juga mampu menenangkan kegelisahan. Bertemu seseorang dengan wajah tersenyum bisa membuat kita merasa lebih nyaman. Dalam ajaran agama pun senyum sangat dianjurkan sebab bernilai ibadah.


Editor : Ferhat
Dipublikasikan di Warta Unsyiah Edisi April 2016, pada Rubrik Saintek 

Share:

4 komentar