Karma Dimanfaatkan.


Pagi ini sangat berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya. Rasa letih itu seolah berlomba-lomba menghinggapi tubuh. Pusing dengan semua tanggung jawab yang seakan tak pernah akan berujung. Bahkan tanggung jawab orang lain pun harus membebani pikiran. Melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan kerjaan kita. Apakah ini? Apa yang salah dengan beban  ini? Inikah pertanda bahwa kita sedang dimanfaatkan? Kesal, ingin marah, ingin menuntut atas ketidakadilan yang diterima selama ini.

Ketika semua terlalu sangat memberatkan, alahkah baiknya kita luangkan sedikit waktu untuk diam, mulailah ber-muhasabah diri. Jika sekarang kita merasa dizhalimi,  terlalu dimanfaatkan oleh orang-orang sekitar, maka berfikirlah sejenak. Barangkali itu adalah karma dari apa yang telah kita lakukan. Mungkin saja kitalah yang selama ini telah memanfaatkan orang-orang yang terlanjur sayang  dengan kita. Yang selalu ada ketika kita butuh, yang mungkin juga terlajur meng-iyakan ketika kita meminta, yang telah mengorbankan sedikit kebahagiaannya demi rewelan kita.

Ketika uraian di atas itu adala benar, maka JANGAN pernah lagi ada teriakan “mengapa harus selalu aku yang melakukan?”.  Karena itu menandakan  bahwa kita tak pernah peka dengan keadaan sekitar. Bahkan dengan kesusahan orang-orang sekitar kita  yang selama ini kita susahkan.  Lalu apakah sekarang kita mau memungkiri semua ini….kita masih merasa sangat baik kepada orang-orang sekitar dan karena kebaikan kita itu, kita sering dimanfaatkan. Hmm SELAMAT MENUJU KEHANCURAN bagi yang masih berfikir sedemikian piciknya. Karena sekali lagi ditekakan, bahwa kita adalah orang yang SANGAT-SANGAT TIDAK PEKA. 

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain " (HR. Bukhari).
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri .” (H.R Bukhari Muslim)

Share:

0 komentar