Cut Dini Syahrani

Saat suara tak lagi didengar, menulislah

  • Home
  • Cerita
  • Fiksi
  • Puisi
  • Publikasi
  • Contact Us
    • Facebook
    • Instagram


“Din, bangun, udah jam berapa ini,” suara Bang Ferhat yang mirip pemeran ibu tiri begitu menggelegar. Aku terbangun dengan masih menggunakan mukena. Tidur di mushala ruangan kantor kami menjadi hobiku akhir-akhir ini. Kulihat jam di layar Hp. 
“Hah, udah hampir jam 2, telat lah ini,’ kejutku sembari mengambil peralatan make up. Langsung ku buka mukena dan kulipat. Aku mulai komat-kamit, kocar-kacir. Muka masih kusam, belum pakai bedak, lipstick, mascara, eye shadow dan teman-temannya. Huh, lalu aku tersadar, dipakein ini itu, mukaku bukannya cantik malah mirip hantu.

Atap adalah komponen terpenting dari sebuah bangunan. Penutup bangunan ini berfungsi untuk melindungi bangunan dari hujan, panas matahari, dan salju. Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang miring dan ada pula yang datar. Selain itu, bahan untuk atap pun bisa bermacam-macam pula. Biasanya atap rumah berbahan genting tanah liat, genteng beton, seng bergelombang, asbes dan cor. Bagi penduduk pedalaman, beberapa jenis tumbuhan kerap dijadikan bahan pembuatan atap. Misalnya atap sirap yang terbuat dari kayu ulin dan daun-daun jenis palma dari tumbuhan rumbia, kelapa, dan nipah yang dirangkai untuk dijadikan atap.
Uniknya, kini kita dapat berkontribusi bagi pelestarian alam melalui desain atap rumah/ bangunan. Atap jenis ini sedang dikembangkan di negara-negara maju dan disebut atap hijau. Atap tersebut didesain untuk dapat ditanami rumput, dijadikan taman atau kebun sayuran disamping fungsinya untuk menampung air hujan dan mengurangi panas di dalam ruangan.
Atap yang dapat ditumbuhi tanaman ini telah dikenal sejak ratusan tahun silam, tetapi teknologinya baru dikembangkan di tahun 1970-an. Munculnya konsep ini saat para ilmuwan menyadari kurangnya manajeman air hujan. Beberapa inovasi atap hijau terus ditingkatkan dengan mempertimbangkan lingkungan dan biaya untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan air hujan yang baik.
Konsep desain atap hijau ini membutuhkan antara 15-30 persen bagian atap bangunan. Kontruksinya dengan menggabungkan energi panel surya dengan atap ramah lingkungan. Selain berfungsi sebagai tempat menyaring air hujan menjadi air tanah bebas polusi dan zat asam, atap hijau juga dipercaya dapat mengurangi volume air yang memenuhi drainase di jalan saat hujan turun. Berdasarkan tingkat peranannya, atap hijau terbagi menjadi 3 jenis yaitu atap intensif, ekstensif, dan biodiversal.
Atap hijau intensif memiliki ketebalan lapisan media yang paling tebal yaitu lebih dari 20 cm. Tanah yang digunakan sebagai media tanam untuk menanam rumput, bunga, dan pohon-pohon kecil adalah tanah subur. Atap jenis ini biasanya terdapat di atas atap rumah atau bangunan yang luas. Untuk merawat dan menjaga kelestarian atap diperlukan perawatan secara intensif.
Selain atap hijau intensif, ada pula atap hijau ekstensif yang cocok dikembangkan bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk merawat tanaman. Atap ini memiliki lapisan yang tipis dengan ketebalan kurang dari 15 cm. Jenis tanaman yang bisa ditanam pada atap ekstensif hanya jenis rerumputan dengan media tanam adalah tanah semi subur. Air hujan yang tertampung dan disaring dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Tidak seperti atap hijau intensif dan ekstensif yang dimanfaatkan sebagai media tanam tumbuhan tertentu, atap biodiversal dibuat sebagai media alami tumbuhnya tanaman liar. Atap model ini dirancang dengan menciptakan lingkungan alami yang tidak hanya berisi tanah dan tanaman, tetapi juga serangga dan berbagai jenis hewan kecil lainnya. Karena hal tersebut, atap ini dinamakan atap coklat atau atap biodiversal yaitu atap yang menjadi habitat dari berbagai jenis makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Penampilannya menyerupai halaman rumah yang sudah tidak terawat. Tanah yang digunakan pada atap biodiversal adalah lapisan tipis tanah biasa yang dilengkapi dengan pasir dan bebatuan.
Secara umum, atap hijau terdiri dari 3 lapisan utama. Ada lapisan dasar atap yang merupakan lapisan anti air yang biasanya terbuat dari beton. Setelah lapisan dasar, terdapat lapisan penyaring yang berfungsi untuk mengubah air hujan menjadi air tanah dan untuk membatasi permukaan atap dengan tanaman. Lapisan teratas adalah lapisan tanaman yang terdiri dari berbagai tanaman dan media tanam. Teknologi ini tidak memerlukan perawatan yang rumit, tetapi untuk jenis atap hijau intensif dibutuhkan perawatan rutin agar tampilan taman tetap indah. Kita dapat meletakkan batu-batuan kecil di tepi taman agar tidak terjadi erosi akibat air hujan ataupun angin.

Editor : Ferhat
Dipublikasikan di Warta Unsyiah Edisi Oktober 2016, pada Rubrik Unika 


Wilayah Indonesia, khususnya Aceh merupakan salah satu wilayah rawan bencana. Namun sayangnya, kesadaran masyarakat mengenai resiko bencana masih sangat minim. Oleh karena itu, edukasi kebencanaan harus giat dilakukan untuk meminimalisir resiko bencana yang bisa datang kapan saja.
Kini beberapa komunitas relawan mulai melakukan edukasi kebencanaan yang fokus pada anak-anak. Salah satunya adalah komunitas StarSide. Kata StarSide adalah anagram dari kata “disaster”. Bagaimana mengubah bencana menjadi suatu kesiapan menghadapinya dengan edukasi yang menyenangkan. Harapannya, meskipun kita tidak bisa mengelak dari ancaman dan resiko bencana, kita dapat membekali diri dengan ilmu kesiapan. Kita hanya mencoba berdamai dengan risiko bencana.
Awal Maret lalu, tepatnya tanggal 10-12 Maret 2017, StarSide melakukan kegiatan edukasi kebencanaan di Pidie Jaya, Aceh. Setelah merekrut beberapa orang relawan, kegiatan tersebut dilaksanakan di SD Peulandok Tunong pada tanggal 11 Maret dan di Lapangan Gampong Tampuy di tanggal 12 Maret. Kakak-kakak pendamping diberikan briefing sebelum terjun langsung masuk ke dunia anak-anak di Pidie Jaya. Beberapa kegiatan menyenangkan dilakukan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak.


Salah satunya adalah pos Tas Darurat. Memiliki tas darurat atau yang biasa disebut tas siaga bencana merupakan salah satu upaya pembekalan diri menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. Pertama-tama, kakak-kakak pendamping menjelaskan mengenai pentingnya menyiapkan tas darurat serta konsep barang-barang yang perlu dimasukkan dalam tas tersebut. Kakak pendamping juga mengatur sebuah lemari yang berisi aneka barang-barang. Setelah merasa anak-anak cukup paham dengan penjelasan tersebut, selanjutnya anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi satu buah tas ransel. Anak-anak diminta melewati lintasan sejauh 5m dan mengambil barang-barang yang telah tersusun di dalam lemari. Barang-barang yang dipilih dimasukkan ke dalam tas tersebut. Setalah itu, kakak pendamping merefleksikan hasil pembelajaran dengan melihat dan menanyakan kepada anak-anak mengapa barang-barang tersebut dipilih untuk dimasukkan ke dalam tas darurat.

Selesai dengan pos Tas Darurat, anak-anak diarahkan untuk masuk ke pos Simulasi Ceria. Dalam pos ini, anak-anak diberikan edukasi bagaimana mengevakuasi diri dalam situasi bencana. Jika berada di lantai satu saat gempa terjadi, segera keluar gedung dan berkumpul di titik kumpul. Contoh tempat yang aman untuk dijadikan titik kumpul adalah lapangan yang tidak terdapat bangunan, pohon-pohon tinggi ataupun tiang-tiang listrik. Anak-anak juga diarahkan untuk jangan lupa melindungi kepala dengan menggunakan barang-barang yang bisa ditemui di sekitar kita seperti bantal, selimut tebal, buku tebal dan tas. Kakak pendamping juga memberikan penjelasan cara evakuasi saat bencana Tsunami terjadi. Mereka membawa tas darurat yang berisi barang-barang penting dan segera lari ke tempat yang tinggi, seperti bukit dan gunung. Yang terpenting jauhi pantai. Dan saat sudah merasa aman, kita bisa membantu keluarga, tetangga dan teman untuk evakuasi. Pertama-tama, Kakak pendamping akan mencontohkan cara evakuasi saat terjadi bencana gempa dan tsunami. Setelah itu,anak-anak akan mempraktekkan simulasi bencana ini. Setalah melakukan simulasi, kakak pendamping mengevaluasi serta merefleksi hasil simulasi tersebut.
            Disaat bencana terjadi, biasanya kita akan menemui orang-orang di sekitar yang mengalami luka baik ringan maupun berat. Itulah mengapa, dalam edukasi bencana ini juga diselipkan pembelajaran mengenai prinsip memberikan pertolongan pertama pada luka pendarahan kecil dan patah tulang yang ditemui di sekitar. Barang-barang yang digunakan adalah yang mudah ditemui, namun tetap harus menjaga higenitas/kebersihan saat menolong. Setelah memberikan pertolongan pertama, anak-anak diajarkan melaporkan keadaan darurat tersebut kepada orang dewasa.
          Selain bencana gempa dan tsunami, kakak pendamping juga memperkenalkan cara menyiapkan pelampung darurat untuk menghadapi bencana banjir dalam pos Pelampung Darurat. Anak-anak diajarkan cara membuat pelampung dari barang bekas yang mudah ditemui di sekitar kita. Dalam hal ini kita menggunakan botol bekas air mineral. Cara membuatnya juga cukup mudah. Pertama-tama kakak pendamping mencotohkan cara membuat pelampung darurat dengan mengikat empat buah botol mineral di depan dan belakang badan dengan bantuan tali plastik. Selanjutnya anak-anak diberi kesempatan untuk membuat pelampung tersebut bersama kelompoknya.
            Setelah mempelajari beberapa macam simulasi, anak-anak mulai dicairkan dalam pos Putar Otak. Sesuai dengan nama posnya, disini anak-anak bermain game yang mengasah pemahaman mereka setelah mengikuti beberapa pos simulasi. Pos ini menyediakan beberapa kartu situasi yang bergambar situasi bencana dan kartu alat yang bergambar barang-barang. Kakak pendamping akan membagikan 15 buah kartu alat kepada anak-anak, dan mengambil satu kartu situasi secara acak dan memperlihatkan kepada anak-anak. Jika kartu situasi yang diambil kakak pendamping berjudul “gempa bumi”, maka anak-anak memilih kartu alat dari 15 kartu yang disediakan. Mereka akan memilih barang-barang mana saja yang bisa kita gunakan jika gempa bumi terjadi. Setelah permainan selesai kakak pendamping mendiskusikan hasil kartu yang dipilih oleh anak-anak.

            Rangkaian kegiatan ini akan ditutup dengan bernyanyi bersama dengan menggunakan lagu dan gerakan sederhana yang mudah ditiru di Pos Gita Siaga. Mengapa nyanyian? Karena musik lebih mudah diterima oleh anak-anak, baik lirik ataupun pesan yang disampaikan melalui lagu tersebut. Lirik lagu yang diperkenalkan pun berisi tentang cara melakukan evakuasi saat bencana terjadi. Diharapkan anak-anak akan mudah mengingat lirik tersebut dan dapat diterapkan jika sewaktu-waktu mereka menghadapi situasi darurat.
Beberapa kegiatan diatas dikemas dalam bentuk permainan dan simulasi yang menyenangkan dan disukai anak-anak. Mengapa sasarannya anak-anak? Karena dalam situasi bencana, yang paling rentan menjadi korban salah satunya adalah anak-anak. Mereka yang lebih terbuka pada hal-hal baru cenderung lebih mudah menyerap pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Diharapkan pula dapat memberikan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada keluarga dan kerabat dekat. Oleh sebab itu, mereka yang berusia 6-12 tahun menjadi target kegiatan ini. Kegiatan-kegiatan postif seperti ini harusnya dapat dikembangkan dan dilakukan di berbagai wilayah Indonesia untuk mencetak generasi muda tangggap bencana. 





Sumber : Paket Kegiatan StarSide tanggal 10-12 Maret 2017 di Pidie Jaya, Aceh.
Photo credit by Irmadayani Ray, Muhammad Mukhsin dan Fakhrurrazi, relawan dokumentator StarSide.

Kunjungi laman StarSide untuk mengetahui gerakan ini lebih lanjut. ^^


Dini hari kemarin, karena insomnia menyerang, aku iseng buka file foto-foto HoR jaman kuliah. Jaman masih lugu, polos, muka masih pake bedak baby. Belum kenal lipstick, bedak kompek, eyeliner, pensil alis apalagi. Masih natural sekali. Kalau saat itu ada yang suka sama kami, pantas untuk dipertahanin karena dia suka bukan dari wajah dempul. Tapi pada kenyataannya saat itupun tak ada yang suka sama kami. Ini harus nangis apa ketawa sih.

Salah satu foto yang menarik perhatian adalah yang ini. Kita berpose di samping Lab dengan masih menggunakan baju Lab. Kalau tidak salah ingat, hari itu hari terakhir pertemuan praktikum di Lab Kimia Dasar, Lab para harimau kami menyebutnya. Mohon maaf untuk kakak dan abang asisten, tapi memang praktikum di Lab Kimia Dasar adalah Lab paling mengerikan di antara praktikum Mata Kuliah (MK) lainnya. Kakak dan abang asisten disini hobinya marah, teriak-teriak, kami takut. Jadi karena hari itu segala kegiatan di Lab Kimia Dasar sudah selesai, kami pun mensyukuri dengan berfoto bersama seperti ini.

Kuliah, menjadi mahasiswa di Mipa Matematika adalah hal yang paling kami syukuri. Banyak hal-hal menarik yang bakal kangen kalau diingat-ingat. Contohnya ya praktikum di Lab Dasar ini. Jadi, kami mahasiswa MIPA apapun jurusannya diwajibkan mengambil MK Dasar, seperti Biologi Dasar, Kimia Dasar, Fisika Dasar dan Matematika Dasar. Disemua MK ini, kecuali Matematika Dasar, selain ada teori di kelas, juga ada praktikum di Laboratorium. Walau sebenarnya praktikum ini hanya sebagai pendamping MK, tapi sejujurnya inilah yang banyak menyita waktu. Mahasiswa digenjot untuk bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

Sebelum masuk praktikum, kami harus menguasai materi yang akan di praktikumkan. Di awal pertemuan kami bakal dikasih respon, semacam soal-soal yang berhubungan dengan materi hari tersebut. Setelah itu, kakak dan abang asisten akan memeriksa jawaban para praktikan. Jika ada yang mendapat nilai dibawah 70, maka praktikan tersebut tidak bisa mengikuti praktikum. Mereka yang mendapat nilai dibawah 70 diharuskan keluar Lab dulu, baca materi lagi, lalu masuk lagi untuk diberi respon remedial. Selama praktikum kita harus benar-benar memperhatikan, karena usai praktikum nanti, kita diwajibkan membuat laporan yang mirip kayak mininya skripsi. Ada dasar teori  dan kesimpulannya juga. Kami harus sering-sering mengunjungi perpustakaan untuk mencari literatur materi praktikum yang berkaitan. Setelah laporan praktikum selesai, kita belajar lagi untuk persiapan respon praktikum minggu depannya. Oke, ini baru satu Lab dasar, bayangkan kami mengikuti tiga praktikum setiap minggunya.

Setiap Lab dasar memiliki standar yang berbeda-beda. Di Lab Biologi Dasar, kami harus mempersiapkan preparat, bahan yang akan diteliti. Preparat inipun macam-macam. Bisa toge, bawang, kentang, daun adam hawa, ikan mujair, bekicot hingga cacing. Ya apapun yang sudah ditetapkan di modul untuk keperluan praktikum. Bayangin aja kalau kami lupa menanam kacang hijau supaya bisa jadi toge untuk praktikum minggu depannya. Atau lupa merendam bawang dengan air supaya tumbuh akar-akar yang akan jadi preparat praktikum seminggu lagi. Selesai lah. Ngak ada harapan lagi bisa ikut praktikum kalau tidak bawa preparat yang diminta. Tapi untungnya, kakak dan abang asisten di Lab Biologi Dasar ini baik-baik, buat kami nyaman belajarnya.

Lain Biologi Dasar, lain lagi Fisika Dasar. Walau tidak harus membawa preparat, di Lab ini kita diwajibkan membuat laporan praktikum dengan cara diketik. Ya, diketik pakai mesin ketik. Alasannya logis sih, membudayakan anti copas. Cuma di jaman laptop sudah menjamur, mesin ketik makin kehilangan esistensinya. Untunglah Pak Camat dan Pak Lurah masih menggunakan alat ini. Mereka berbaik hati meminjamkannya.  Di Lab Fisika Dasar ini, jika tidak siap mengerjakan laporan praktikum minggu lalu, maka kita tidak bisa ikut praktikum minggu depannya. Belum lagi salah satu asistennya yang baik banget, bakal ngembaliin laporan praktikum kami jika banyak stip-x-nya. Itu berarti, di minggu depannya kami harus mengumpulkan dua laporan praktikum yang diketik pakai mesin ketik. Baik sekali beliau.

Untuk Lab Kimia dasar tidak terlalu berkesanlah, sama seperti Lab dasar lainnya. Ada respon dan laporan paktikumnya juga. Hanya saja, kami diwajibkan membawa alat-alat seperti tabung reaksi, sarung tangan, kacamata dan lain-lain. Jika kami lupa membawa salah satunya, sudahlah tak ada tiket untuk ikut praktikum. 

Kesibukan dengan praktikum ini benar-benar menyita waktu. Belum lagi teori di kelas yang dosennya bakal tiba-tiba ngasih kuis.  Jadi setiap hari kerjaan kami ngak ada lain selain belajar. Di Mushala bahas midterm, di tempat makan bahas laporan praktikum. Belum lagi tugas pemograman yang masih asing dengan dunia kami. Sibuk sekali, ngak sempat mikir lain selain belajar, tugas dan makan. Makanya saya sempat heran sama yang pacaran pas lagi kuliah itu kok masih sanggup ya mikirnya. Padahal mah saya iri karena ngak punya. Tapi uniknya, kuliah itu pas lagi dijalainin pinginnya cepat-cepat berakhir. Pas udah selesai jadinya kangen.


Begitulah sedikit kisah kami semasa kuliah. Inilah kami, genk HoR yang sedikit famous di MIPA Matematika. Kami yang selalu gila biar ngak stress. Tetap tertawa walaupun harus remedial. Karena kami saling menguatkan. 


Senyum merupakan salah satu bahasa tubuh yang digunakan manusia dalam berinteraksi. Kemampuan tersenyum merupakan anugerah terbesar bagi manusia sebagai satu-satunya makhluk di muka bumi yang dapat tersenyum. Senyum didefinisikan sebagai ekspresi wajah yang dibentuk oleh terikan otot terutama otot di kedua ujung bibir. Sebuah senyuman akan mengubah keadaan emosi menjadi lebih positif. Wajah yang tersenyum dapat membuatnya terlihat lebih menarik.

Saat tersenyum, otak mengeluarkan serotonin yang berguna untuk meningkatkan system kekebalan tubuh. Serotonin dikenal dengan hormon kebahagiaan. Sekitar 80 persen dari keseluruhan total serotonin di dalam tubuh manusia terdapat pada sel enterochromaffin di usus yang berfungsi untuk mengatur gerakan usus. Sisanya sekitar 20 persen disintesis dalam neuron serotonik pada system saraf pusat yang berfungsi untuk mengatur suasana hati, nafsu makan, tidur, serta kontraksi otot. Kelebihan serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, serta kehilangan koordinasi otot. Kekurangan serotonin dapat menyebabkan kecemasan, phobia,  gangguan tidur, dan sakit kepala.
Setiap orang memiliki cara tersenyum masing-masing. Senyum tidak selalu identik dengan bibir sebab senyum adalah ekspresi wajah secara keseluruhan. Berbeda cara menegakkan wajah, cara memicingkan mata, cara menarik bibir, maka berbeda pula makna dari senyuman tersebut. Selain senyum yang menggambarkan perasaan senang, ada pula senyum kecut yaitu senyum yang mengindikasikan perasaan khawatir dan sedih. Kita dapat mengenali perasaan dan isi hati seseorang dengan senyuman.

  • Duchenne Smile
Istilah senyum ini digunakan untuk menggambarkan senyum bahagia. Senyuman ini dihasilkan dari emosi yang murni. Duchenne smile ditandai dengan ekspresi mulut, mata, dan hati secara bersamaan sehingga menghasilkan garis melengkung di bibir dan keriput di ujung mata.
  • Fake Smile
Istilah ini adalah kebalikan dari duchenne smile. Senyuman ini diartikan dengan senyuman palsu yang menunjukkan  kepura-puraan. Fake smile digunakan saat kita sedang terpuruk akibat suatu keadaan, tapi berpura-pura tegar dengan melempar senyuman di hadapan orang lain. Senyuman tipe ini sering digunakan ketika sedang tersenyum di depan kamera.
  • Uncomfortable Smile
Istilah uncomfortable smile adalah senyuman yang menunjukkan perasaan tidak enak. Senyuman ini untuk menutupi perasaan ketidaknyamanan yang bisa saja hadir dari suatu keadaan atau merasa tersinggung dengan perkataan orang lain yang tidak pantas.
Tidak mudah membedakan duchenne smile dengan fake smile. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada jumlah simetri di wajah. Fake smile jauh lebih tidak seimbang dibandingkan duchenne smile. Senyum yang sengaja ditahan lebih lama sekitar 1-2 detik lebih lama daripada senyum bahagia, tapi ini hanya berdasarkan kajian-kajian popular saja.
Menurut Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi. salah satu pengajar di prodi Psikologi Kedokteran Unsyiah, mengatakan bahwa secara ilmiah senyum merupakan ekspresi emosi yang sedang dirasakan oleh individu terutama emosi positif. Senyum memiliki efek positif bagi individu yang bersangkutan dan bagi lawan bicaranya. Secara umum seseorang tersenyum ketika mengekspresikan perasaan tenang dan senang. Ada orang yang mudah tersenyum, ada pula yang memerlukan proses yang lama untuk dapat tersenyum.
Banyak hal yang memengaruhi bagaimana ekspresi senyum itu dengan mudah untuk diperlihatkan. Hal itu tergantung pada pola pengasuhan, kepribadian, lingkungan, budaya bahkan tuntutan pekerjaan. Ketika berinteraksi dengan orang lain, kita bisa melihat ekspresi verbal dan  nonverbal. Bagaimana seseorang di hadapan kita memperlihatkan bahasa tubuhnya, ekspresi wajahnya dan kontak matanya. Kita dapat mengetahui apa yang mungkin sedang dirasakan oleh lawan bicara kita. Bisa saja dia menyukai berbicara dengan kita, atau sebaliknya, dia merasa tidak nyaman.
Melemparkan senyuman tulus kepada orang lain juga dapat menularkan keceriaan. Senyuman juga mampu menenangkan kegelisahan. Bertemu seseorang dengan wajah tersenyum bisa membuat kita merasa lebih nyaman. Dalam ajaran agama pun senyum sangat dianjurkan sebab bernilai ibadah.


Editor : Ferhat
Dipublikasikan di Warta Unsyiah Edisi April 2016, pada Rubrik Saintek 


Alunan dentingan piano yang singkat itu kembali mengisi kekosongan malam.  Suaranya begitu nyaring dan mampu membangunkan bulu kuduk siapa pun yang mendengarnya. Itu sering terjadi setiap malam. Entah siapa yang memainkannya. Kami sekeluarga pun tidak  tahu.
Rumah yang baru kami tempati ini memang agak sedikit aneh. Bahkan para tetangga pun sering bertanya mengapa kami mau duduk di rumah yang angker ini.  Awalnya aku biasa saja. Memang sekilas terlihat angker,namun aku sangat menyukai arsitektur rumah ini. Dengan ukiran yang berbau mesir yang dapat dijumpai hampir di setiap sudut rumah. Lagipula aku bukan tipe penakut apalagi kalau harus takut dengan hal-hal semacam itu.

Postingan Lama Beranda

About Me

Pengagum laut | Pecinta Biru | Berhobi Makan | Bercita-cita Kurus

POPULAR POSTS

  • ALL is Well
  • Saya SYAHRANI bukan SYAHRINI
  • several events each year
  • Mengenali Perasaan Lewat Senyuman

RECENT POST

  • ▼  2017 ( 6 )
    • ▼  Agustus ( 1 )
      • ALL is Well
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 5 )
    • ►  Desember ( 5 )
  • ►  2014 ( 1 )
    • ►  Maret ( 1 )
  • ►  2013 ( 5 )
    • ►  Desember ( 2 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  Maret ( 1 )
  • ►  2012 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2011 ( 12 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 2 )
    • ►  Desember ( 2 )

Categories

  • Cerita 28
  • Fiksi 3
  • Publikasi 7
  • Puisi 5
cutdin. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Teman

  • Muarrief Rahmat
  • Bachnar Jr.
  • Narasi Kearifan
  • Aula Andika Fikrullah Albalad
  • Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Copyright © 2016 Cut Dini Syahrani. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates